Sumbangan Islam terhadap Peradaban Eropa/Barat


MAKALAH SUMBANGAN ISLAM TERHADAP PERADABAN EROPA/BARAT

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Study Islam

Dosen Pengampu Mata Kuliah: Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA.


Disusun Oleh:

Lisa Fitria Chumairoh            11170120000067

Mutia Isma Ananda                11170120000080













Jurusan Pendidikan Bahasa Arab

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2017

Kata Pengantar
  Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapata menyelesaikan makalah tentang sumbangan Islam terhadap peradaban Eropa/Barat.
  Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
  Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
   Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang aspek politik dan kelembagaan Islam ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Jakarta, 13 November 2017


Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
            Suatu hal yang wajar jika kebudayaan yang mundur akan belajar dari kebudayaan yang maju. Adalah alami  jika suatu kebudayaan yang terbelakang mengadopsi kebudayaan yang lebih maju. Tidak ada kebudayaan di dunia ini berkembang tanpa proses interaksi dengan kebudayaan asing. Ketika peradaban Islam unggul dibanding peradaban Eropa, misalnya, mereka telah meminjam konsep-konsep penting dalam Islam, akan tetapi, tidak berarti bahwa semua kebudayaan dapat mengambil semua konsep dari kebudayaan lain. Setiap kebudayaan memiliki identitas, nilai, konsep dan ideologinya sendiri-sendiri yang disebut dengan worldview (pandangan hidup).
            Kebudayaan dapat meminjam konsep-konsep kebudayaan lain karena memiliki pandangan hidup. Namun suatu kebudayaan tidak dapat meminjam sepenuhnya (mengadopsi) konsep-konsep kebudayaan lain, sebab dengan begitu ia akan kehilangan identitasnya. Peminjaman konsep dari suatu kebudayaan mengaharuskan adanya proses integrasi dan internasionalisasi konseptual. Namun, dalam proses itu, unsur-unsur pokoknya berperan sebagai filter yang menentukan diterima tidaknya suatu konsep. Hal ini berlaku dalam sejarah pemikiran dan peradaban Islam, yaitu  ketika Islam meminjam khazanah pemikiran Yunani, India, Persia, dan lain-lain. Pelajaran yang penting dicatat dalam hal ini bahwa ketika para ulama meminjam konsep-konsep asing, mereka berusaha mengintegrasikan konsep-konsep asing ke dalam pandangan hidup Islam dengan asas pandangan hidup Islam. Memang, proses ini tidak bisa berlangsung sekali jadi. Perlu proses koreksi-mengoreksi dan itu berlangsung dari generasi ke generasi.
Di era modern dan post-modern sekarang ini, pemikiran dan kebudayaan Barat mengungguli kebudayaan-kebudayaan lain, termasuk peradaban Islam. Nemun tradisi pinjam-meminjam yang terjadi telah bergeser menjadi proses adopsi, yakni mengambil penuh konsep-konsep asing, khususnya Barat, tanpa proses adaptasi atau integrasi. Apa yang dimaksud dengan konsep disini bukan dalam kaitannya dengan sains dan teknologi yang bersifat eksak, tetapi lebih berkaitan dengan konsep keilmuan, kebudayaan, sosial, dan bahkan keagamaan.
Dalam konteks pembangunan peradaban Islam sekarang ini, proses adaptasi pemikiran merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan. Namun sebelum melakukan hal itu diperlukan suatu kemampuan untuk menguasai pandangan hidup Islam dan sekaligus Barat, esensi peradaban Islam dan kebudayaan Barat. Dengan demikian, seorang cendekiawan dapat berlaku adil terhadap keduanya.[1]

I.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana proses masuknya Islam ke Eropa/Barat?
2.      Apa saja aspek-aspek peradaban Islam yang masuk ke Eropa/Barat?
3.      Apa dampak kemajuan Eropa/Barat bagi Dunia Islam?
4.      Bagaimana sikap umat Islam dalam menghadapi kemajuan Eropa/Barat?

BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Proses Masuknya Islam ke Eropa/Barat
A.    Penaklukan Andalusia (Spanyol)
Arus ekspansi Islam dimulai setelah wafatnya Rasulullah pada tahun 632 M dan mencapai puncaknya pada masa al-Walid I, khalifah keenam Dinasti Umayah. Pada waktu itu, peta kekuasaan Islam telah meluas ke Barat, sampai ke kaki Pegunungan Pyrenia (Pyrenees) di Prancis, diantaranya  termasuk Semenanjung Iberia dan Afrika Utara. Adapun Andalusia berhasil ditaklukan dalam kurun waktu yang relatif singkat (711-715 M) di bawah kepemimpinan Musa bin Nushair (Gubernur Jenderal Maghribi), dengan dibantu Thariq bin Ziyad bin Abdul al-Laythi, Gubernur Tangier yang seorang mualaf Berber.[2]
Andalusia adalah sebutan bagi Semenanjung Iberia periode Islam. Sebutan itu berasal dari kata Vandalusia, artinya negeri bangsa Vandal, karena bagian selatan semenanjung itu pernah dikuasai bangsa Vandal sebelum mereka diusir oleh bangsa Gothia Barat pada masa Khalifah al-Walid ibn Abd al-Malik (86-97/705-715). Menjelang penaklukan, kekuasaan Gothia Barat mengalami kemunduran akibat perpecahan elite politik, penindasan penguasa Narani terhadap orang-orang Yahudi, dan pembebanan pajak yang sangat memberatkan rakyat.
Penaklukan semenanjung ini diawali dengan pengiriman 500 orang tentara muslim dibawah pimpinan Tarif ibn Malik pada tahun 91/710. Ia dan pasukannya mendarat di sebuah tempat yang kemudian diberi nama Tarifa. Ekspedisi ini berhasil, dan Tarif membawa banyak ghanimah. Musa ibn Nushair, Gubernur Jenderal al-Maghribi di Afrika Utara pada kala itu, kemudian mengirimkan 7000 orang tentara dibawah pimpinan Thariq ibn Ziyad. Ekspedisi kedua ini mendarat di bukit karang Giblartar (Jabar al-Thariq) pada tahun 92/711. Di atas bukit ini Thoriq berpidato untuk membangkitkan semangat juang pasukannya, karena tentara musuh yang akan dihadapi jumlahnya 100.000 orang. Dalam pada itu, Thariq mendapat tambahan 5000 orang tentara dari Afrika Utara sehingga jumlah pasukannya menjadi 12000 orang.
Pertempuran pecah di dekat muara sungai Salado (Lagund Janda) pada bulan Ramadhan 92/19 Juli 711. Pertempuran ini mengawali kemenangan Thariq dalam pertempuran-pertempuran berikutnya, sampai akhir nya Toledo, ibukota Gothia Barat, dapat direbut pada bulan September tahun itu juga. Bulan Juni 712 Musa berangkat ke Andalusia membawa 18000 orang tentara dan menyerang kota-kota yang belum ditaklukan oleh Thariq sampai bulan Juni tahun berikutnya. Di kota kecil Talavera Thariq menyerahkan kepemimpinan kepada Musa. Pada saat itu pula Musa memaklumkan Andalusia menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Bani Umayah yang berpusat di Damaskus.
Andalusia menjadi salah satu propinsi dari Daulah Bani Umayyah sampai tahun 132/750. Selama periode tersebut para Gubernur Umawiyah di Andalusia berusaha mewujudkan impian Musa bin Nushair untuk menguasai Galia. Akan tetapi, dalam pertempuran Poitiers di dekat Tours pada tahun 114/732 tentara Islam di bawah pimpinan Abd al-Rahman al-Ghafiqi dipukul mundur oleh tentara Nasrani Eropa di bawah pimpinan Karel Martel. Itulah titik akhir dari serentetan sukses umat Islam di utara Pengunungan Pyrenia. Setelah itu mereka tidak pernah meraih kemenangan yang berarti dalam menghadapi serangan balik kaum Nasrani Eropa.
Ketika Daulah Bani Umayyah Damaskus runtuh pada tahun 132/750, Andalusia menjadi salah satu propinsi dari Daulah Bani Abbas sampai Abd al-Rahman ibn Mu’awiyah, cucu khalifah Umawiyah kesepuluh Hisyam ibn Abd al-Malik, memproklamasikan propinsi itu sebagai negara yang berdiri sendiri pada tahun 138/756. Sejak proklamasi itu Andalusia memasuki babak baru sebagai sebuah negara berdaulat di bawah kekuasaan Bani Umayyah II yang beribukota di Cordova sampai tahun 422/1031.[3]

B. Masuknya Islam ke Belanda
Sejarah Islam di Belanda dimulai pada awal abad ke 17 (Desember 24, 1610) ketika negara Belanda menandatangani suatu perjanjian tentang perdagangan bebas dengan Maroko, suatu perjanjian resmi pertama antara negara Eropa dengan negara non-Kristen. Selain itu, pada awal abad ke 17 suatu delegasi dari Belanda mengunjungi Maroko untuk membicarakan aliansi bersama melawan Spanyol dan pembajakan laut Barbary (di laut Mediterania). Sultan Zidan Abu al-Ma’ali menunjuk Samuel Pallache sebagai utusannya dan pada tahun 1806 Pallache bertemu dengan gubernur Maurice dari Nassau dan Majelis Perwakilan Tinggi di Den Haag. Dalam perjanjian itu, Sultan dari Maroko diizinkan untuk membeli kapal-kapal, senjata dan amunisi dari Belanda
C.     Masuknya Islam ke Belgia
Berdasarkan beberapa laporan awal, disebutkan bahwa kehadiran kaum Muslimin di Belgia berasal dari abad ke 19 dan kehadiran mereka baru menjadi isu pada paruh kedua abad ke 20. Kebanyakan kaum Muslimin di Belgia adalah keturunan dari buruh migran yang datang dari laut Mediterania sejak tahun 1960-an.
D.     Masuknya Islam ke Inggris
Sebuah mata uang dinar emas dari Raja Offa, yang dijiplak dari uang-uang dinar Khalifah Abbasiyah (774), memuat tulisan bahasa Arab, yang artinya Muhammad adalah utusan Allah, salah satu bagian dari Syahadat. Ini membuktikan bahwa meskipun umumnya orang menganggap kedatangan Islam ke Inggris belum lama, sebenarnya hubungan minor sudah terjadi antara Inggris dan orang-orang Islam selama berabad-abad.
E.    Masuknya Islam ke Perancis
Setelah penaklukan orang-orang Islam atas Spanyol, tentara Islam masuk ke Perancis Selatan. Mereka dikalahkan pada pertempuran di Tours tahun 732 M tetapi mereka menguasai Septimania hingga tahun 759. Kemudian pada abad ke 9 tentara Muslim menaklukan beberapa daerah di Perancis Selatan termasuk Fraxinet. Mereka baru bisa diusir pada tahun 975 M. Kira-kira 6 abad kemudian jejak orang Islam muncul kembali di Perancis dengan kehadiran seorang laksamana Muslim yang terkenal, yaitu Khairuddin Barbarossa. Selama musim dingin 1543-1544 setelah pengepungan kota Nice, Toulon digunakan sebagai pangkalan angkatan laut Khairuddin Barbarossa. Penduduk Kristen dievakuasi, dan gereja Toulon secara singkat diubah menjadi sebuah masjid sebelum kota itu diambil kembali oleh bangsa Perancis. Satu abad kemudian kira-kira 50.000 orang Moriscos dari Spanyol memasuki Perancis setelah diusir oleh penguasa Kristen pada tahun 1609-1614.
F.     Masuknya Islam ke Jerman
Orang-orang Islam yang pertama kali datang ke Jerman adalah bagian dari hubungan diplomatik, militer dan ekonomi antara Jerman dan kerajaan Ottoman pada abad ke 18. Pada tahun 1745 Raja Frederick II dari Prussia membentuk satu unit tentara Islam dalam tentara Prussia yang disebut Muslim Riders (Pasukan Kuda Muslim) umumnya dari etnis Bosnia, Albania, dan Tatar. Pada tahun 1760 Pasukan Bosnia dibentuk dengan kira-kira 1000 orang. Pada tahun 1798 pemakaman kaum Muslimin dibangun di Berlin. Pemakaman itu pada tahun 1866 dipindahkan tapi sekarang masih ada. Kira-kira tahun 1900 ada 10.000 lebih Muslim di Jerman, umumnya bangsa Slavia dan Turki Eropa.
G.      Masuknya Islam ke Austria
Islam di Austria memiliki sejarah panjang, kembali ke tahun 1522 ketika Sultan Ottoman mencoba menyerang kerajaan Austria. Meskipun usaha ini gagal, Islam telah mempengaruhi budaya Austria, dan banyak orang Austria masuk  Islam. Dalam sejarah modern, migrasi ke Austria, terutama dari Turki dan negara-negara Eropa Timur, bertambah setelah konferensi Berlin tahun 1878, yang memasukkan penduduk Islam ke dalam kerajaan Astro-Hungaria, dan para pendatang baru disambut oleh penguasa Austria memberikan kaum Muslimin kebebasan agama yang maksimum. Setelah Perang Dunia II, gelombang baru imigran Muslim tiba di Astria. Pertama, para pekerja yang membantu membangun negeri. Setelah tahun 1964, “pekerja tamu” datang terutama dari Turki, Bosnia dan Herzegovina serta Serbia, demikian juga, walaupun dalam jumlah sedikit, dari negara-negara Arab dan Pakistan. Juga penerimaan mahasiswa dari negara-negara Muslim meningkat pada universitas-universitas di Austria. Selama tahun 1970-an, migrasi meningkat sebagai akibat kemajuan ekonomi. Gelombang terakhir imigran Muslim tiba di awal-awal tahun 1990-an dari Yugoslavia.
H.    Masuknya Islam ke Swiss
Islam benar-benar absen dari Swiss sampai abad ke 20. Ia muncul dengan permulaan kedatangan imigran ke Eropa setelah Perang Dunia II. Masjid pertama dibangun di Zurich di tahun 1963 oleh Komunitas Ahmadiyah. Kehadiran orang-orang Islam selama tahun 1950-an dan 1960-an adalah terutama karena kehadiran diplomat internasional dan para turis kaya dari Saudi Arabia di Jenewa.
I.    Masuknya Islam ke Portugal
Dari tahun 711 sampai 1240 sebagian besar dari wilayah yang sekarang disebut Portugal (yakni di selatan dari sungai Mondego, terutama di Alentejo dan Algarve) dahulu berada di bawah kekuasaan Muslim dan disebut al-Gharib al-Andalusi (bagian barat Andalus). Kehadiran Islam di daerah ini meninggalkan warisan budaya di Portugal, seperti seni Islam. Kota Montelo di Alentejo, memiliki sebagian sisa-sisa masjid, yang dirubah menjadi gereja Katolik setelah Reconquisto.
J.       Masuknya Islam ke Itali
Sejarah Islam di Italia dapat ditelusuri ke belakang ke abad ke 7 dan ke 8 ketika berlangsung ekspansi besar Islam ke Eropa. Pada abad ke 9 orang-orang Arab Muslim menyerang Sisilia dan beberapa daerah Semenanjung Italia dan dinasti-dinasti Arab menguasai di Sisilia sampai mereka ditaklukan bangsa Norman (pada abad ke 10). Seni Arab dan Islam serta ilmu pengetahuan terus berpengaruh di Sisilia dan beberapa komunitas yang berbahasa Arab bertahan sejak waktu itu (terutama dekat Mazara del Vallo).[4]
K.    Pertukaran Perniagaan antara Timur dan Barat.
Peristiwa ini terjadi sejak datangnya bangsa Fathimiah di Mesir dan menjadikan Mesir sebagai pusat politik, perdagangan dan kebudayaan. Karena itu penyerangan Mongol di Irak menjadikan Mesir sebagai Ka’bah peradaban Islam di era Dinasti Mamalik sebagaimana dikatakan Ibnu Khaldun.
Mesir telah membantu kemajuan peradab di Eropa, adapun kota-kota di Eropa seperti: Pisa, Genova, Venezis, Napoli, Firense memiliki hubungan dagang dengan Mesir. Kota-kota inilah yang kemudian menjadi  bangkitnya Eropa yang dikenal dengan renaissance serta menjadi cikal bakal peradaban modern di Eropa.[5]

II.2 Aspek-Aspek Peradaban Islam yang Masuk ke Eropa
A.    Kota dan Seni Bangunan
Ketika al-Dakhil berkuasa, Cordova menjadi ibukota negara. Ia membangun kembali kota ini dan memperindahnya, serta membangun benteng di sekeliling kota dan istananya. Supaya kota ini mendapatkan air bersih, digalinya danau yang airnya didatangkan dari pegunungan. Air danau itu selain dialirkan melalui pipa ke istana dan rumah-rumah penduduk, juga dialurkan melalui parit-parit ke kolam-kolam dan lahan-lahan pertanian.  Peninggalan al-Dakhil yang hingga kini masih tegak berdiri adalah Masjid Jami Cordova, didirikan pada tahun 170/786 dengan dana 80.000 dinar. Dalam tahun 177/793 Hisyam I menyelesaikan bagian utama masjid ini dan menambah menaranya. Al-Ausath, a;-Nashir, al-Mustanshir dan al-Manshur, memperluas dan memperindahnya, sehingga menjadi masjid paling besar dan paling indah pasa masanya.  
Sepeninggal al-Dakhil Cordova terus berkembang dan menjadi salah satu kota terkemuka di dunia. Hisyam I  memugar kembali jembatan tua yang dibngun oleh al-Khaulani, di samping menambah bangunan-bangunan megah dan taman-taman yang indah. Pemugaran selanjutnya dilakukan oleh al-Muntanshir dan al-Manshur. Perkembangan paling pesat terjadi pada masa al-Muntanshir dan al-Manshur. Pusat kota yang dikelilingi oleh dinding tembok dengan tujuh pintu gerbangnya, pada waktu itu sudah berada di tengah, karena berkembangnya daerah pinggiran di sekitarnya. Kebanggan Cordova tidak lengkap tanpa al-Qashar al-Kabir, al-Rushafa, Masjid Jami Cordova, al-Zahra dan al-Zahirah.
            Al-Qashar al-Kabir adalah kota satelit yang dibangun oleh al-Dakhil dan disempurnakan oleh beberapa orang penggantinya. Di dalamnya dibangun 430 gedung yang di antaranya merupakan istana-istana megah. Rushafah adalah sebuah istana yang dikelilingi taman yang luas dan indah, yang dibangun oleh al-Dakhil di sebelah barat laut Cordova.
            Dalam tahun 325/936 al-Nashir membangun kota satelit dengan nama salah satu selirnya, al-Zahra, di sebuah bukit di pegunungan Sierra Morena, sekitar tiga mil di sebelah utara Cordova. Pembangunan kota ini memakan waktu sekitar 40 tahun dan baru selesai pada masa al-Muntashir. Selain membangun al-Zahra, al-Nashir membangun saluran air yang menembus gununng sepanjang 80 kilometer.
            Pada tahun 368/978 al-Manshur membangun kota al-Zahirah  di pinggir al-Wadi al-Kabir, tidak jauh dari Cordova. Di dalamnya dibangun istana besar dan indah tempat kediaman al-Manshur, gedung-gedung pemerintahan, gudang makanan dan gudang senjata, tempat tinggal para menteri, perwira militer dan pegawai tinggi lainnya. Sebagaimana halnya menteri al-Zahra, al-Zahirah dilengkapi taman-taman indah, pasar-pasar, toko-toko, masjid-masjid dan bangunan umum lainnya.

B.     Bahasa dan Sastra Arab
Berbicara tentang perkembangan bahasa Arab di Andalusia, tidak mungkin melupakan tokoh besar Ali al-Qali. Ia dibesarkan dan menimba ilmu Hadis, bahasa, sastra, Nahwu dan Sharf dari ulama-ulama terkenal di Baghdad. Pada tahun 330/941 ia tiba di Cordova atas undangan al-Nashir, lalu ia menetap disana dan mengembangkan ilmunya sampai wafat pada tahun 358/969. Ia banyak meninggalkan karya tulis yang bernilai tinggi, yang terkenal diantaranya adalah al-Amali dan al-Nawadhir.
Sejalan dengan perkembangan bahasa Arab, berkembang pula kesusastraan Arab yang dalam arti sempit disebut adab, baik dalam bentuk puisi maupun prosa. Diantara jenis prosa adalah khithabah, tarassul maupun karya fiksi lainnya. Beberapa contoh khithabah dari Andalusia termuat dalam Nafh al-Thayyib min Ghushn al-Andalus al-Rathib karya al-Maqarri, dan dalam Qala’id al0Iqyan fi Mahasin al-A’yan buah pena al-Fath ibn Khaqan.
Sebagaimana halnya di Timur, jenis syair yang berkembang di Andalusia adalah madah, ratsa, ghazal, khimar, washf, himasah, hija, zuhd dan hikmah. Sebelum Islam masuk ke Andalusia, orang Spanyol suka berseloka. Kedatangan Islam telah memperluas seloka-seloka Spanyol yang tidak beraturan itu, sehingga lahir muwasysyah, dan muwasysyah ini melahirkan zajal.
Diantara sastrawan terkemuka Andalusia adalah Abu Amr Ahmad ibn Muhammad ibn Abd Rabbih, lahir di Cordova 246/860. Ia menekuni ilmu kedokteran dan musik, tetapi kecenderungannya lebih banyak kepada sastra dan sejarah. Sebagian besar karya syairnya sudah hilang, sedangkan yang berupa prosa ia tuangkan dalam karyanya yang diberi nama al-‘Aqd al-Farid. Ia wafat dalam keadaan lumpuh pada tahun 328/940.
C.     Musik dan Kesenian
Seirama dengan perkembangan syair, berkembang pula musik dan seni suara. Dalam hal ini tidak bisa dikesampingkan jasa besar Hasan ibn Nafi’ yang lebih kenal dipanggil dengan panggilan Ziryab. Ia seorang maula dari Irak, murid Ishaq al-Maushuli seorang musisi dan biduan kenamaan di istana Harun al-Rasyid. Ziryab tiba di Cordova pada tahun pertama pemerintahan Abd al-Rahman II al-Ausath. Keahliannya dalam seni musik dan tarik suara, pengaruhnya masih membekas sampai sekarang, bahkan dianggap sebagai peletak dasar dari musik Spanyol modern. Tidak diingkari, baik oleh sarjana Barat maupun Timur, bahwa orang Arab pula yang memperkenalkan not: do, re, mi, fa, sol, la, si. Bunyi-bunyi itu diambil dari huruf-huruf Arab: Dal, Ra, Mim, Fa, Shad, Lam, Sin.[6]
D.    Sains
‘Abbas bin Fama termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ia orang yang pertama kali menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim bin Yahya al-Naqqas terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang.
Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian Barat melahirkan banyak pemikir terkenal. Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibn Batutah dari Tangier (104-1337 M) mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibn Khaldun (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldun dari Tum adalah perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol yang kemudian pindah ke Afrika.
E.     Bidang Kesehatan
        Pada akhir abad ke 7M, Khalid bin Yazid merupakan yang pertama dalam sejarah kekhalifahan umat Islam yang belajar ilmu kesehatan kepada John dan beliau juga belajar kimia kepada Marrinos dari Yunani. Ahad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umi al-Hasan bin Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafizh adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.[7]
II.3 Dampak Kemajuan Eropa/Barat bagi Dunia Islam
            Faktor utama yang menarik kehadiran kekuatan-kekuatan Eropa ke negeri-negeri islam adalah ekonomi dan politik. Pada penghujung abad ke-19 dan awal abad ke-20, terobosan kekuasaan pihak Eropa terhadap dunia Islam meluas sejak dari Maroko ke Indonesia. Kehadiran militerdan ekonomi memuncak dalam dominasi politik luar negeri dari Negara-negara Eropa itu. Pada saat itu kesadaran umat islam bangkit dimana pihak islam masih mampu mempertahankan kekuasaan sendiri, walaupun belum sepenuhnya. Oleh karena itu ,untuk memulihkan dan membangkitkan kekuatannya kembali, maka dilakukanlah gerakan pembaharuan dalam semua bidang, termasuk dalam bidang politik. Pembaharuan tersebut didorong oleh dua faktor; pertama, pemurnian ajaran islam dari unsur-unsur asing yang dipandang sebagai penyebab kemunduran islam dan menimba gagasan pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari Barat. Kedua, pembaharuan dalam masalah politik, karena islam memang tidak bisa dipisahkan dengan politik. [8]
Sejak pertama kali menginjakan kaki di tanah spanyol hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir disana, Islam memainkan peran yang sangat besar. Masa itu berlangsung lebih dari tujuh setengah abad dari tahun 711 M hingga 1492 M. Rentang wakyu yang sangat panjang tersebut telah berpengaruh pada proses kemajuan ilmu pengetahuan di dunia Barat. Penyebaran tradisi pendidikan islam ke Eropa/Barat sudah terjadi menjelang 1.1000, akan tetapi banjir ilmu pengetahuan yang sesungguhnyaa pada abad ke-12. Peran penting dalam pernyebaran ilmu pengetahuan di Eropa juga tidak lepas dari adanya pengaruh Ibnu Rusd (1120-1198). Pengaruh ilmu islam atas Eropa menimbulkan gerakan kebangkitan kembali(renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14.[9]
II.4 Sikap Islam dalam Menghadapi Kemajuan Eropa/Barat
Apapun motif, model, dan pihak yang terlibat konflik, realitas dunia yang penuh konflik menimbulkan bencana kemanusiaan yang dahsyat, dimana negara-negara berkembang – termasuk Muslim – adalah korbannya. Konflik yang dipicu oleh semangat imperialisme telah membuat jurang yang semakin lebar antara kelompok dominan dan yang didominasi. Dunia tentu tidak boleh terlalu lama dibiarkan terpolarisasi atas dua kelompok itu, di mana kelompok dominan sebagai the first class, bisa berbuat sewenang-wenang atas kelompok yang didominasi. Jalan keluar dari kemelut ini ada dua yang ditawarkan beberapa kalangan, dialog atau melawan hegemoni.
Dialog adalah model penyelesaian yang dinilai paling sedikit menanggung resiko. Dialog ini mengasumsikan antara pihak yang terlibat konflik (Barat dan non-Barat –Islam-) berada dalam posisi yang sejajar untuk mau saling mengerti satu sama lain. Negara-negara Barat harus mau mengakhiri sikap imperialis dalam segala bentuknya, termasuk proyek-proyek pos-kolonialismenya, dan mulai membangun relasi setara dan bersahabat. Kerjasama dan partisipasi hanya akan bermakna bila didasarkan keseimbangan kepentingan dan bebas dari hegemoni.
Orang yang mengidealkan cara dialog untuk menyelesaikan konflik peradaban atau kepentingan mungkin lupa bahwa syahwat hegemoni Barat adalah sesuatu yang sudah laten dalam tradisi relasi Barat – non-Barat. Keinginan untuk mengajak Barat bersikap lebih adil adalah utopia di tengah nafsu serakah Barat yang ingin menguasai dunia. Setelah cara dialog adalah model utopis, maka jalan lain yang tidak boleh dihindari oleh negara-negara non- Barat (berkembang atau Muslim) adalah melawan hegemoni itu dengan potensi kekuatan yang ada. Cara melawan hegemoni yang paling fundamental adalah bersikap kritis terhadap berbagai pengetahuan yang dikembangkan oleh dan untuk kepentingan Barat. Sikap yang terlalu adaptatif – umat Islam Islam – terhadap yang datang dari Barat hanya akan semakin mengukuhkan hegemoni Barat di dunia Muslim. Umat Islam yang secara sukarela belajar demokrasi, lalu mengintegrasikan dalam ajaran Islam dan menerapkan dalam kehidupan politik adalah salah satu bentuk menerima untuk dijajah. Belum lagi ketika belajar dan menerima peradaban, modernitas, dan civil society hampir tanpa reserve. Padahal nenurut James Petras dan Henry Veltmeyer (2002 : 217), wacana tentang itu semua sesungguhnya dipakai untuk melegitimasi perbudakan, genocide, kolonialisme, dan semua bentuk eksploitasi terhadap manusia.[10]

BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
            Proses masuknya Islam ke Eropa/Barat diawali dengan penaklukan Andalusia dibawah kepemimpinan Musa bin Nushair dengan dibantu Thariq bin Ziyar. Kemudian kedatangan Islam ke negara-negara Eropa/Barat seperti Belanda, Belgia, Inggris, Perancis, Jerman, Austria, Swiss, Portugal, Itali, dan lain-lain. Selain itu, proses masuknya Islam ke Eropa/Barat juga melalui perniagaan antara Timur dan Barat. Masuknya Islam ke Eropa/Barat telah mempengaruhi aspek-aspek peradaban disana. Seperti aspek kota seni dan bangunannya dengan masjid, istana, taman, dan sebagainya yang masih bisa dilihat sampai saat ini. Selain aspek tersebut, masih ada aspek lainnya seperti aspek bahasa dan sastra Arab, musik dan kesenian, sains, dan bidang kesehatan.
            Kemajuan Eropa/Barat juga telah mempengaruhi dunia Islam. Diantara pengaruh tersebut adalah adanya gerakan pembaharuan yang didorong oleh dua faktor, yaitu; pemurnian ajaran Islam yang dipandang sebagai penyebab kemunduran Islam dan pembaharuan dalam masalah politik. Hal ini menyebabkan umat Islam bersikap kritis terhadap berbagai pengetahuan yang dikembangkan oleh dan untuk kepentingan Barat.
III. 2 Saran
        Sebagai umat Islam, kita patut bangga karena dengannya peradaban Eropa/Barat menjadi maju hingga saat ini. Hal ini juga menjadi evalulasi untuk umat Muslim agar terus mengoptimalkan kemampuannya baik itu dalam bidang akademisi ataupun bidang lainnya supaya tidak tertinggal.

DAFTAR PUSTAKA
            Asadullah, Fasad. Dominasi Barat dan Respon Umat Islam, http://banjirembun.blogspot.co.id/2012/06/dominasi-barat-dan-respon-umat-islam.html?m=1 diunduh pada 13 November 2017
Fa’al, Fahsin M. Sejarah Kekuasaan Islam. Jakarta: CV Artha Rivera. 2008
Gholib, H. Achmad. Studi Islam Pengantar Memahami Agama, Al-Quran, Al-Hadist, dan Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Faza Media. 2006
________________.  Studi Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2003
Maryam, Siti dkk. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Modern. Yogyakarta: LESFI. 2004
Nata, Abuddin dkk. Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum. Tangerang: UIN Jakarta Press. 2003.
            Tholib, Udjang dan Saiful Umam. Sejarah Islam di Eropa dan Amerika. Ciputat: UIN Jakarta Press. 2003.




[8]Achmad Gholib, STUDY ISLAM Pengantar Memahami Agama, Al-Qur’an Al-Hadist&Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:Faza Media,2006), hlm 220.
[9] Abuddin Nata, dkk., Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum, (Tanggerang:UIN  Jakarta Press, 2003), hlm 115.
[10] Fasad Asadulloh, Dominasi Barat dan Respon Umat Islam, http://banjirembun.blogspot.co.id/2012/06/dominasi-barat-dan-respon-umat-islam.html?m=1 diunduh pada 13 November 2017


[6] Siti Maryam, dkk. Sejarah Peradaban Islam: Dari Masa Klasik Hingga Modern, (Yogyakarta: LESFI, cet ii 2004), h. 84
[7] H. Achmad Ghalib, Studi Islam, (Jakarta: Berkah Ilmu, cet. III 2017), hlm. 274.



[5] H. Achmad Gholib. Studi Islam (jakarta: Berkah Ilmu, cet. III 2017), hlm 271.


[4] Udjang Tholib dan Saiful Umam. Sejarah Islam di Eropa dan Amerika (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2015)., hlm. 6-270.



[3] Siti Maryam, dkk. Sejarah Peradaban Islam: Dari Masa Klasik Hingga Modern (Yogyakarta: LESFI, cet II 2004), hlm. 79.



[2] Fahsin M. Fa’al, Sejarah Kekuasaan Islam  (Jakarta: CV Artha Rivera, 2008), hlm. 137.





[1] H. Achmad Gholib,  Studi Islam (Jakarta: Berkah Ilmu. Cet II. 2017), hlm. 267.

Komentar

  1. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.

    Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.

    Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.

    Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.

    BalasHapus
  2. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik Ergaaly dan Terjemahan

Apa itu Jumlah Mufidah? الجملة المفيدة